Perbedaan Tanah Humus VS Kompos VS Asam Humat

Sesuai janji saya pada artikel sebelumnya (manfaat asam humat). Kali ini saya akan membahas tentang perbedaan antara asam humat vs tanah humus vs kompos. Nah sebelum membahas tentang perbedaan ketiga bahan organik ini, saya akan bahas tentang persamaannya. Dimana humus dan kompos keduanya sebenarnya sama, yaitu hasil dari proses penguraian atau dekomposisi dari bahan-bahan organik. 

Humus dan kompos juga sama-sama bagus untuk pertumbuhan tanaman. Namun hal mendasar yang menjadi perbedaan utama tanah humus dan kompos yakni: tanah humus terbuat secara alami sementara kompos itu sengaja dibuat oleh manusia untuk menyerupai humus. Jadi tanah humus adalah kompos alami, diuraikan oleh proses alamiah. Dalam prosesnya muncullah pertanyaan Apa itu asam humat?

Asam humat adalah zat inti atau zat utama yang diperlukan untuk proses pembuatan humus. Bisa dibilang asam humat adalah bibit atau biang pembuatan tanah humus. Nah mudah-mudahan sampai sini ada paham ya...

1. Perbedaan Tanah Humus dan Kompos

Sekarang mulai ke perbedaan tanah humus dan kompos. Dari bentuk humus dan kompos sebenarnya berbeda, humus sudah menjadi tanah. Benar-benar sudah hancur dan tidak terlihat lagi sisa-sisa dari dedaunan ranting akar ataupun lainnya. Sementara kalau kompos dia belum sepenuhnya hancur ada masih bentuk pecahan kecil daun atau akar, pelapukan dari sayuran, buah-buahan dan hewan. 

Perbedaan berikutnya dari bahan. Karena tanah humus terjadi secara alami bahan terbentuknya tanah humus biasanya adalah pelapukan daun, batang pohon, akar atau sisa-sisa hewan dan serangga. Sementara kalau kompos biasanya dibuat oleh manusia, jadi kebanyakan dari bekas sayuran, dedaunan, buah-buahan bahan dan lain-lain. 

Lama proses terbentuknya menjadi perbedaan selanjutnya. Karena proses pembuatannya, kompos dibuat lebih cepat dibanding humus yang terbuat alami, yang relatif lebih lama. Lihat juga Perbedaan Kompos vs Pupuk Kandang vs Petroganik.

2. Cara Pembuatan Kompos

Adapun untuk pembuatan kompos Anda tinggal kumpulkan saja sisa sisa makanan, sayuran, buah-buahan, bahkan kecoa mati boleh dicampur. Karena dia punya mikroba pengurai di sana, itupun kalau anda rajin mau nangkap kecoak.

1. Sisa-sisa makanan tadi bahan-bahan jadi dicampur dengan campuran EM4 dan gula atau Sari tebu atau bisa juga garam laut. Sudah tahu hebatnya EM4 vs JMS?
2. Simpan bahan organik tadi dan siram si bahan-bahan tersebut.
3. Tunggu beberapa minggu hingga bulan hingga benar-benar hancur, sebelum bisa dipakai untuk menambah kesuburan atau dicampur dengan media tanam. Baca media tanam tabulampot super porous.

3. Tips Mencari dan Ciri Tanah Humus

Sementara karena sifatnya humus terbentuk alami, jadi agak susah mencarinya. Palingan Anda bisa nyari humus yang banyak tuh humus daun bambu. Biasanya banyak di perkebunan bambu ini bagus kaya nutrisi mikro dan makro. Selain Humus bambu juga bisa mencari tanah humus lain, misalkan di perkebunan atau di bekas pohon yang sudah mati.

(Lihat juga manfaat Asam Amino Anti Stress Tanaman)

Nah untuk mengetahui tanah humus Anda bisa lihat ciri tanah humus. Biasanya warnanya agak coklat agak gelap kehitaman. Jika dipegang tanahnya gembur gak lengket. Lalu biasanya lapisan humus atau tanah humus posisinya ada di atas. Jadi bukan tanah yang di dalam, cari aja di bagian atas permukaan tanah hingga kedalaman beberapa puluh senti meter (patokannya semakin padat kandungan humus semakin kurang). Demikian saja perbedaan tanah humus vs kompos vs asam humat ini, mudah-mudahan menambah informasi dan wawasan baru bagi anda. Semoga bermanfaat terima kasih telah berkunjung dan sampai jumpa.