Saat mengenal JMS awalnya terdengar terlalu muluk dan sedikit "overrated". Sebab JMS yang bikinnya gampang apa benar manfaatnya sehebat itu? Jadi untuk membuktikannya Saya buat eksperimen sederhana, menguji seberapa hebat pengaruh JMS (Jadam Microbial Solution), pada tanah dan kemampuannya mengurai bahan organik. JMS diklaim sebagai salah satu bio activator atau starter mikroba terbaik. Apakah gelar itu layak disematkan pada JMS?
Uji JMS pertama, aplikasi JMS pada tanah keras. Tanah tempat jemuran, tanahnya sangat keras yang tumbuh pohon jeruk liar dan saya uji JMS di sana. Bagian sebelah kiri saya biarka, sementara sebelah kanannya diberi cairan JMS. Besoknya diuji lagi apakah yang diberi JMS lebih gembur? Yang diberi JMS memang lebih ringan terasa ketika ditusuk garpu. Tapi gemburnya belum terasa dan sejujurnya hasil uji itu belum bikin saya puas.
Lanjut Pengujian JMS kedua kali ini pada tanah yang ditanami pohon leci. Saya juga membuat larutan EM4 yang diperlakukan sama ketika membuat JMS. Tanah sebelah kiri dibiarkan, tengah dikasih EM4 dan yang sebelah kanan dikasih JMS. Besoknya saya uji lagi, yang diberi EM4 dan JMS terasa lebih empuk ditusuk garpu dan sedikit terasa lebih gembur. Terasa sangat berbeda dibanding pengujian pertama karena memang tanahnya bukan tanah jemuran.
Yang jelas antara ketiga perlakuan ini yang diberi EM4 dan JMS terasa lebih gembur dibanding yang tidak diberi larutan apapun. Dan inipun hanya diberikan sekali saja, jika diberikan berulang tentu tanah akan jauh lebih gembur lagi. Dan setelah beberapa hari aplikasi JMS, tanaman leci yang tadinya dormant mulai keluar tunas-tunas muda (lihat juga mengatasi tanaman dormant). Kebetulan atau tidak? Yang jelas, ada sebab pasti ada akibat.
Pengujian JMS ketiga saya lakukan pada akar dan daun. Apakah JMS mampu mengurai bahan organik? dan jika bisa seberapa cepat dibandingkan dengan EM4? Saya menggunakan 3 jenis larutan yaitu EM4 dengan gula, EM4 yang dibuat sama seperti JMS, dan larutan JMS. Dan hasilnya ternyata bisa, JMS mampu mengurai bahan organik seperti daun dan akar. Tapi apakah lebih cepat dibandingkan dengan EM4? Untuk hasil rincinya saya akan bahas secara terpisah pada uji EM4 vs JMS.
JMS atau Jadam Microbial / Mikroorganism Solution artinya Larutan mikroba khas JADAM. Solution di sini artinya lebih ke larutan, bkn solusi. JMS adalah salah satu inovasi pertanian organik oleh komunitas petani Jadam di Korea. Kenapa saya sebut salah satu inovasi, karena produk kreasi Jadam itu banyak seperti:
JADAM sendiri adalah singkatan dari "Jayonul Damun Saramdul" artinya "orang yang seperti alam". Saat ini komunitas petani organik Jadam ini dipimpin oleh Youngsang Cho dan didirikan sejak 1991. JMS diklaim sebagai The Best Root Promoting Solution atau larutan pemicu akar terbaik. Jadam sangat mengutamakan kesehatan dan keseimbangan tanah sebagai media tanam. Jika tanahnya baik, perkembangan akarpun baik, maka pertumbuhan dan hasil tanamanpun baik pula. Metode jadam sangat-sangat mengedepankan nilai keseimbangan ini. Dan satu cara mengembalikan keseimbangan nutrisi tanah ini adalah dengan mengembangkan dan mengembalikan mikroogranisme lokal dalam tanah. Kenali, jenis-jenis mikroorganisme penyubur tanaman.
Nah maksud mikroogranisme lokal ini sangat penting dipahami. Selama ini kita terbiasa menggunakan pupuk organik khususnya dengan komposisi mikroogranisme "itu-itu lagi". Katakanlah pada produk EM4 (si kuning) bakteri yang disebut "baik" itu terdiri dari lactobacillus, sacchaaromyces, rizhotobacter, azotobacter dll. Padahal yang perlu kita kritisi ilmuan saja dalam buku mikrobiologi menyebut bahwa mikroogranisme yang dikenal itu jumlahnya hanya kurang dari 1 persen saja, sisanya 99.999% ini lebih banyak tidak diketahui.
Lalu bagaimana produsen pupuk pertanian termasuk ahli pertaniannya, berhak mengatakan bahwa untuk menambah kesuburan daerah A, atau daerah B, ada di produk tertentu saja (mungkin produk yang ditunjuk itu-itu juga). Padahal dibalik itu setiap daerah punya iklim beda, karakter tanah beda, termasuk mikroogranismenya yang jumlahnya sangat banyak itu juga pasti beda-beda. Di negara-negara arab yang panas tanahnya gersang, berpasir mikroogranismenya pasti beda dong dengan di daerah kita? Demikian pula di eropa yang punya 4 musim, karakter tanahnya juga pasti beda dengan di daerah kita. Masa iya harus dicekoki dengan mikroogranisme dari produk tertentu saja, atau mikroogranisme itu-itu lagi, ya kan? Dimana-mana juga tuan rumah dong yang lebih jago / lebih kenal dengan daerahnya.
Makanya di sini untuk membuat JMS, JADAM menggunakan mikroogranisme lokal dengan memanfaatkan leaf mold / lapukan daun dari lingkungan sekitar. Lapukan daun adalah bahan wajib pertama yang dan paling utama untuk membuat JMS. Leaf Mold secara bahasa artinya cetakan daun, Leaf mold dalam bahasa inggris itu berbeda maksudnya dengan lapukan daun seperti pada kompos. Jika pada kompos pelapukan daun lebih cepat karena diuraikan bakteri. Sementara lapukan daun alami leaf mold prosesnya lebih lambat karena diuraikan jamur. Dan komposisi pengurai pada leaf mold ini 9:1, dimana 9 oleh jamur dibanding 1 bakteri.
Nah jamur dan bakteri inilah yang akan dijadikan starter biang untuk diperbanyak sebagai larutan JMS. Untuk memperbanyak mikroogranisme bakteri dan jamur JMS, mikroogranisme juga butuh makan. Dan makanan yang disukai mikroogranisme ini adalah yang mengandung karbohidrat tinggi seperti kentang, nasi, ubi rebus, pisang dan lain-lain. Tapi dari yang saya alami setelah beberapa kali membuat larutan JMS ini, saya pernah pakai nasi yang dihaluskan. Tapi reaksinya lebih lambat, sementara dengaan kentang rebus reaksinya lebih cepat. Dalam beberapa jam saja gelembung / busa air larutan JMS ini sudah muncul.
Lalu bahan JMS ketiga, garam laut. Penggunaan garam pada JMS ini sifatnya sebagai mineral tambahan pengganti molase / gula. Dimana molase ini fungsinya memicu aktivitas mikroba supaya lebih aktif. Tapi karena molase / gula sifatnya asam bisa menurunkan ph larutan hingga 3.5ph, dipakailah garam (pengukur ph tanah). Garam laut murni sangat kaya mineral, ada 83 jenis kandungan mineral seimbang pada garam laut, yang membuat garam setara dengan cairan ketuban atau plasma darah. Atau bisa juga gunakan air laut langsung dengan hitungan 3.5 liter itu setara dengan 100gram garam laut. Kalaupun tidak ada bisa saja gunakan garam dapur atau garam beryodium. Sementara penggunaan garam langsung pada tanaman / tanah tidak saya sarankan.
Ternyata bahan pembuatan JMS itu sedikit saja, cuma humus daun, kentang dan garam. Lalu cara buatnya untuk skala 10 liter
Anda juga bisa membuat pupuk JMS sesuai target tanaman. Misalkan Anda ingin menanam tomat, buat saja ramuan JMS sama seperti bahan-bahan tadi. Tapi tambahkan tomat juga, dengan begitu Anda bisa mengembangkan mikroba fungsional khusus yang dioptimalkan untuk kesuburan tomat. Pertumbuhan mikroogranisme pada larutan JMS ini relatif, ada yang 12 jam sudah jadi. Bisa dipengaruhi suhu ruangan, kadar komposisi bahan JMSnya atau kualitas bahannya. Ada juga yang mencapai puncaknya dalam 2 ~ 3 hari atau bahkan lebih. Tapi yang jelas ciri pertumbuhan bakteri bisa dilihat dari gelembung udara seperti buih / busa sabun.
Ketika gelembung udara nampak memuncak maka saat itulah waktu terbaik JMS diaplikasikan. Gelembung / buih udara banyak berarti si mikroogranisme sedang aktif2nya, harus segera dipindahkan ke media tanam agar terus hidup / berkembang di tanah. Sebab jika dibiarkan terlalu lama buih udara semakin menghilang berarti pertumbuhan bakterinya berkurang.
Fakta menarik lainnya tentang pupuk JMS ini dia memiliki kandungan mikroba 100x lebih banyak dari produk mikroorganisme jualan. Jika dalam 1CC si kuning mikrobanya ada 1 juta, maka pada larutan JMS 1 cc mikrobanya bisa mencapai 100 juta. Selain itu JMS juga bisa dipakai spray ke batang dan daun. Memang efeknya tidak begitu kentara pada pertumbuhan daun seperti pupuk PSB (bakteri fotosintesis). Tapi keanekaragaman mikroogranisme pada JMS mampu menghambat hama seperti jamur dan embun tepung. Dan terakhir perhatikan dosis penggunaan JMS, sebab JMS sangat kuat jangan sampai tanaman shock / kaget.
Ciri Kelapa Pandan Wangi paling umum adalah Anda bisa bakar daun kelapa pandan wangi. Ambil daunnya yang sudah agak tua lalu dibakar, tapi tidak harus dibakar sampai kering. Namun ternyata itu bukan satu-satunya cara untuk mengetahui jenis kelapa pandan wangi, bukan berarti yang tidak wangi...
Jika kebetulan Anda tanam banyak sekali pohon sengon, kayu, sayuran atau tanaman apa saja di perkebunan luas untuk skala besar. Anda bisa gunakan cara alternatif yang lebih simple tidak ribet untuk memupuk. Cara ini lebih menghemat waktu dan tenaga tidak ribet, namun efektif serta...
Ada beberapa hal yang perlu diketahui pada perlakuan anggur setelah pangkas. Pupuk yang saya gunakan sampai hari ke-20 masih menggunakan pupuk MKP (Pupuk Perangsang Bunga / Buah). Pupuk ini tujuannya untuk merangsang keluar bunga yang merangsang pembungaan, dan targetnya...
Copyright © 2024 - All Rights Reserved - FinderOnly.Net
Template by OS Templates