Sekarang ini pertanian kita sudah ketergantungan terhadap pupuk kimia dan pestisida kimia. lebih parahnya bahan yang bersifat racun (insektisida, fungisida, bakterisida) dll. Jelas ketergantungan pada pupuk / pestisida kimia ini akan merusak lahan pertanian dan ekosistemnya dalam jangka panjang. Padahal kita memanfaatkan bahan-bahan disekitar yang bisa kita manfaatkan untuk mengganti bahan kimia tersebut, baik sebagai pupuk, fungisida, atau pestisida. Sudah saatnya kita kembali ke alam, beralih dari penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik dan pupuk hayati.
Alasan pentingnya kembali ke organik ya karena, secara bahan:
Menurut saya cakupan pupuk organik skalanya lebih umum, lebih luas. Apapun yang sifatnya organik, kita kenal pupuk kompos, pupuk kandang atau kotoran hewan (ayam, kambing, sapi), bahkan petroganik. Dimana semua unsur pembentuknya adalah bahan organik semua, bukan olahan atau mengandung bahan kimia. Nah untuk bahasan ini saya sudah membahasnya di video Petroganik vs Kompos vs Pupuk Organik.
Sementara pupuk hayati atau disebut juga pupuk biologis sifatnya lebih khusus, namanya juga hayati / bio berarti ada yang hayat (bahasa arab), artinya hidup. Nah maksudnya pupuk hayati adalah pupuk yang terbuat dari mahluk hidup, biasanya mikro organisme seperti jamur dan bakteri. Contoh pupuknya seperti pupuk mikoriza (fungi / jamur), Rizhobium dan trichoderma.
Nah lalu muncul lagi pertanyaan, mungkin anda pernah membaca / mendengar "agen hayati"? Nah agen hayati sebenarnya sifatnya lebih umum dari sekedar pupuk hayati. Karena agen hayati tidak lain adalah mikro organisme hidup juga, yaitu bakteri dan jamur. Yang mana jenis bakteri atau jamur ini memiliki manfaat dan fungsi tertentu. Ada agen hayati yang berfungsi sebagai pupuk, lalu sebagai fungisida (pembasmi jamur) dan ada juga sebagai pestisida. Oh iya karena sedang bahas pupuk organik, pestisidanya juga jangan pakai kimia ya, harus organik juga dari bahan nabati, silahkan lihat 7 ramuan pestisida nabati.
1. Nah balik lagi ke agen hayati, ada agen hayati sebagai pupuk: jamur mikoriza bermanfaat sebagai pengelat dan pengikat fosfat dalam media tanam. Sama juga dengan bakteri rizobium yang bermanfaat mengikat dan menyerap unsur nitrogen, pupuk hayati juga.
2. Lalu ada juga trichoderma, jamur yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan jamur yang sifatnya merugikan atau patogen (membawa penyakit). Nah karena trichoderma adalah jamur berarti dia fungsinya sebagai fungisida hayati. Nah khusus utk pembahasan mikoriza dan rizobium saya membuat video khusus, silangkan tonton selengkapnya di sini.
3. Terus ada juga agen hayati sebagai pestisida. Pestisida berarti pembasmi hama, lebih khusus pestisida hayati berarti membasmi hama menggunakan agen hayati / mikroorganisme. Misalkan penggunaan jamur Beuveria Bassiana yang biasanya dikenal dengan pestisida hayati BVR. Fungsinya untuk membunuh serangga dari dalam, jadi si jamur ketika disemprotkan akan dimakan serangga, lalu si jamur berkembang merusak organ tubuh serangga dan membunuhnya.
4. Bakteri yang memaksimalkan fotosintesis, lihat di sini manfaat lengkapnya.
Sekarang balik lagi ke bahasan utama, singkatnya agen hayati biasanya dibuat dari mikroba jamur dan bakteri. Ada yang berfungsi sebagai pupuk hayati, pestisida hayati dan fungisida hayati, bahkan ada yang fungsinya sebagai pengurai. Nah karena agen hayati ini tidak lain adalah mikroba atau mikroorganisme hidup, maka dia termasuk penyubur organik / pupuk organik. Dengan kata lain pupuk hayati / agen hayati adalah bagian / subsistem dari pupuk organik yang lebih luas.
Lalu muncul pertanyaan kenapa pupuk hayati dibedakan dengan pupuk organik? Ya bukan karena beda istilah aja sih, tapi karena pupuk organik secara bahan dan fungsinya memang beda. Yang kita kenal pupuk organik itu kotoran hewan kan, kompos, humus, dll. Nah dalam prosesnya, penguraian, penyerapan, pengikatan dan proses penyuburan tanah, lebih jauhnya tanaman semua proses tadi diolah oleh agen hayati. Singkatnya kotoran hewan, kompos dan bahan organik adalah bahan baku pembuatan pupuk organik. Sementara mesin pengolahnya adalah agen hayati tadi yaitu si jamur dan bakteri, begitu... Ketahui pula fungisida ampuh berbahan azoksistrobin dan difenokonazol.
Lalu apa pentingnya membedakan Pupuk Organik vs Pupuk / Agen Hayati ini? Jawabnya, biar kita tahu mana bahan, mana mesin dan proses pengolahannya dan bagaimana cara mengoptimalkannya. Lebih jauhnya jadi tahu apa bahan penyubur organik, bagaimana proses dan cara membuatnya, Sebab misal Anda ingin membuat kompos, sudah punya bahan organik sampah dapur, kotoran hewan atau lainnya. Tapi dibuat kompos kok lama bener terurai atau jadi pupuknya ya? Misal sudah berbulan-bulan komposnya ga hancur2 atau belum siap jadi pupuk. Nah itu berarti ada yang kurang, Anda butuh agen hayati pengurainya. Dari mana agen hayati atau mikroba pengurainya? Selain EM4 sekarang tahu ternyata bakteri pengurai ada dalam air kelapa, air cucian beras atau bahkan air kencing. Harus tahu EM4 vs JMS adu kehebatannya.
Lalu misalkan satu tanaman sudah dikasih berbagai macam pupuk tapi kok gak subur-subur, apa yang salah? Misal akarnya gak mau banyak, nah maka anda butuh jamur mikoriza untuk percepat perakarannya. Terus tanaman sudah dikasih pupuk npk tapi kok ga ngaruh, jangan-jangan tanaman tidak mau menyerap NPK nya dengan benar, maka Anda butuh agen hayati rizhobium dan mikoriza.
Demikian dan seterusnya, agar tanaman tumbuh subur tentu butuh proses. Pertama ada bahan penyubur organik yang dibutuhkan, kohe, kompos dll. Dan kedua sebagai mesin pengolahnya ada agen hayati yang bekerja mengurai, mengikat, menyerap dan mengalirkan nutrisi bagi tanaman. Dalam satu sendok makan tanah atau media tanam bisa terdapat miliaran mikroorganisme atau agen hayati. Minimal sekarang Anda tahu mikroogranisme apa yang bermanfaat atau dibutuhkan bagi tanaman biar subur.
Lihat juga Pengganti Kapur Dolomit, Bedanya dengan Kapur Bangunan & Kapur Sirih
Proses penyuburan pertumbuhan tanaman sangat rumit, kompleks, tidak sesederhana tanam, kasih pupuk dan mengharapkan hasil saja. Ada proses alamiah yang tidak bisa kita amati secara kasat mata. Dan itulah kehidupan mikroogranisme, agen hayati atau agen biologis yang bersimbiosis untuk menyubukan tanaman Anda. Mereka adalah mahluk hidup mikroskopik, mikro organisme, jadi berikanlah makanan organik, pupuk organik. Jangan basmi mereka dengan penggunaan pupuk kimia berlebihan. Biarkan mikroogranisme ini bersimbiosis dengan tanaman, kita dengan alamnya. Dan alampun akan memberikan persembahan terbaiknya berupa kesuburan, hasil panen melimpah, dan mudah-mudahan informasi ini menjadi berkah.
Ciri Kelapa Pandan Wangi paling umum adalah Anda bisa bakar daun kelapa pandan wangi. Ambil daunnya yang sudah agak tua lalu dibakar, tapi tidak harus dibakar sampai kering. Namun ternyata itu bukan satu-satunya cara untuk mengetahui jenis kelapa pandan wangi, bukan berarti yang tidak wangi...
Jika kebetulan Anda tanam banyak sekali pohon sengon, kayu, sayuran atau tanaman apa saja di perkebunan luas untuk skala besar. Anda bisa gunakan cara alternatif yang lebih simple tidak ribet untuk memupuk. Cara ini lebih menghemat waktu dan tenaga tidak ribet, namun efektif serta...
Ada beberapa hal yang perlu diketahui pada perlakuan anggur setelah pangkas. Pupuk yang saya gunakan sampai hari ke-20 masih menggunakan pupuk MKP (Pupuk Perangsang Bunga / Buah). Pupuk ini tujuannya untuk merangsang keluar bunga yang merangsang pembungaan, dan targetnya...
Copyright © 2024 - All Rights Reserved - FinderOnly.Net
Template by OS Templates